Iklan

Bahas Polemik Kata Anjay, UGM Singgung Candaan Asem dan Bajigur dalam Masyarakat Jawa

Editor
Rabu, 02 September 2020 | September 02, 2020 WIB Last Updated 2022-06-13T16:45:32Z
Bahas Polemik Kata Anjay, UGM Singgung Candaan Asem dan Bajigur dalam Masyarakat Jawa
Bahas Polemik Kata Anjay, UGM Singgung Candaan Asem dan Bajigur dalam Masyarakat Jawa

YOGYAKARTA, Neliput.COM - Polemik kata Anjay baru-baru ini mengemuka di berbagai media termasuk media sosial serta melibatkan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA). Polemik inipun telah menyedot perhatian publik di tengah pandemi Covid-19.

Terlepas dari polemik yang terjadi, Linguis Sastra Indonesia UGM Suhandono, memberikan pandangannya. Menurutnya, makna kata itu apa yang ada dalam pikiran ketika mendengar atau membaca suatu. Makna ada dalam pikiran bisa berbeda antara orang per orang, tergantung pada pengalamannya.

Demikian pula tentang kata anjay orang bisa memaknainya berbeda-beda. Jika mereka belum tahu dan kemudian diberi penjelasan apa arti kata anjay, mungkin mereka akan menerima penjelasan itu.

“Tetapi meskipun belum tahu orang bisa mengira-ira makna kata berdasarkan pengalamannya," ujarnya, dilansir website resmi UGM, Rabu (2/9/2020).

Dalam kehidupan sehari-hari, kata Suhandano, ada saja kata yang diplesetkan. Demikian pula dengan kata anjay, orang bisa saja menafsirkan sebagai plesetan anjing sehingga bermakna jelek apabila digunakan untuk memaki.

Menurut Suhandano, kata anjing dalam makian memiliki makna jelek karena dalam budaya Indonesia anjing dikonotasikan seperti najis, kotor, rakus. Sementara dalam makian orang terkadang memplesetkan kata itu karena tidak sampai hati mengucapkan apa adanya sebab akan terkesan vulgar.

“Demikian juga makian asem dan bajigur dalam masyarakat Jawa, misalnya, maksudnya tentu bukan buah asam dan jenis minuman tentunya," katanya.

Oleh karena itu, kata anjay dan lain yang bisa menimbulkan kesan buruk, dan salah paham sebaiknya dihindari. Meski begitu bila dalam konteks dan orang yang terlibat dalam percakapan sudah saling mengenal dengan baik bisa saja kata-kata semacam itu dipergunakan.

“Konteksnya beda, dalam dunia komedi misalnya, mungkin ada kata yang lebih vulgar dari itu, tapi biasa saja sebab dalam konteks melawak hal yang menyimpang dari hal yang umum bisa dianggap wajar," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul "Bahas Polemik Kata Anjay, UGM Singgung Candaan Asem dan Bajigur dalam Masyarakat Jawa".


Editor : Nani Suherni
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bahas Polemik Kata Anjay, UGM Singgung Candaan Asem dan Bajigur dalam Masyarakat Jawa

Trending Now

Iklan