ngeliput.com - Folding bike, alias sepeda lipat, sejatinya mulai dikenalkan sejaktahun 1970an. Namun sambutan pasar tidak begitu menggembirakan.
Seiring perkembangan adab, baik keinginan tetap bugar serta kepraktisan, sepeda lipat (seli) menjadi pilihan. Booming seli terjadi pada tahun 2000an. Dan saat ini pun pasar seli tak pernah surut.
Jenis seli yang membanjiri pasar adalah ukuran roda 16 dan 20 inchi. Sekalipun berukuran kecil, sepeda ini memiliki kemampuan yang tak jauh berbeda dengan sepeda berukuran ban 26 inchi pada umumnya.
Sama seperti MTB maupun road bike, seli pun punya varian kelas yang sangat beragam. Ada kelas bawah yang harganya di bawah Rp1,5 juta, ada kelas menengah yang kisarannya sangat luas, dari Rp3,5 juta – Rp11 juta.
Ada kelas premium yang harganya bisa mencapai di atas Rp20 juta.
Apa yang patut dipertimbangkan ketika hendak membeli seli, berikut tipsnya:
Praktis:
Kepraktisan bisa dilihat dari tehnik lipatannya. Umumnya seli dilipat menjadi tiga bagian. Lipatannya pada bagian stang dan rangka sepeda.
Beberapa jenama kelas menengah dan premium membuat tuas kuncian lipatan yang sangat mudah di buka-tutup. Selain itu ketika dalam bentuk lipatan, masing-masing bagian lipatan dilekatkan oleh magnet, sehingga lipatannya rapi dan tidak mudah merenggang ketika seli dijinjing maupun didorong.
Ringan:
Bobot seli biasanya identik dengan harga. Seli yang ringan, beratnya bisa di bawah 10kg, rangkanya terbuat dari light alloy, titanium ataupun carbon.
Seli yang ringan ini akan mendukung mobilitas ketika harus ditenteng, bahkan bila harus naik turun commuter line. Celakanya, seli dengan bobot di bawah 10kg, umumnya masuk kategori kelas menengah dan premium.
Harga:
Bila pertimbangannya harga, maka di beberapa online shop, Anda bisa membandingkan harga untuk mendapatkan yang termurah. Namun ketika harga murah menjadi pertimbangan utama, jangan berharap mendapatkan seli yang praktis dan ringan.
